Wakil Bupati Kolaka Timur Lakukan Sidak Penggunaan Bahasa Daerah Tolaki di Sekolah Dorong Pelestarian Budaya Lewat Pendidikan Sejak Dini
3 mins read

Wakil Bupati Kolaka Timur Lakukan Sidak Penggunaan Bahasa Daerah Tolaki di Sekolah Dorong Pelestarian Budaya Lewat Pendidikan Sejak Dini

Kolaka Timur, 20 Maret 2025 – Wakil Bupati Kolaka Timur, H. Yosep Sahaka, S.Pd., M.Pd., melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke SDN 1 Simbune dan SMP Satu Atap (SATAP) 1 Tirawuta pada hari Kamis (20/03/2025). Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Bupati Kolaka Timur yang mewajibkan seluruh guru dan siswa untuk menggunakan Bahasa Daerah Tolaki setiap hari Kamis di lingkungan sekolah.

Sidak tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa implementasi instruksi tersebut berjalan efektif di lapangan. Dalam kunjungannya, Wakil Bupati didampingi oleh Asisten, Staf Ahli, Kepala Bagian, serta sejumlah perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur.

Kegiatan diawali dengan kunjungan ke SDN 1 Simbune, di mana Wakil Bupati disambut hangat oleh kepala sekolah, para guru, dan siswa. Di sekolah ini, beliau meninjau langsung proses pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan Bahasa Tolaki. Interaksi langsung pun dilakukan dengan beberapa siswa dan guru, termasuk berdialog singkat menggunakan bahasa daerah tersebut untuk menguji kemampuan serta kesiapan mereka dalam menjalankan kebijakan yang sudah dicanangkan.

Usai dari SDN 1 Simbune, rombongan melanjutkan sidak ke SMP SATAP 1 Tirawuta. Suasana yang sama juga tampak di sekolah tingkat menengah ini. Para siswa terlihat antusias menggunakan Bahasa Tolaki dalam percakapan sehari-hari di lingkungan sekolah, mulai dari dalam kelas hingga di area luar ruang. Bahkan, beberapa siswa dengan percaya diri membacakan puisi dan memperkenalkan diri dalam Bahasa Tolaki di hadapan Wakil Bupati dan rombongan.

Dalam sambutannya, H. Yosep Sahaka menegaskan bahwa pelestarian budaya daerah, khususnya bahasa, harus dimulai dari lingkungan pendidikan. Sekolah, menurutnya, adalah tempat paling strategis untuk membentuk karakter generasi muda yang cinta terhadap budaya dan identitas lokal.

“Kita tidak bisa membiarkan bahasa daerah kita perlahan-lahan hilang karena tidak digunakan. Bahasa adalah bagian dari jati diri, dari sejarah, dan dari kebanggaan kita sebagai masyarakat Tolaki. Oleh karena itu, dengan adanya kebijakan ini, kami ingin menghidupkan kembali semangat menggunakan bahasa daerah di kalangan generasi muda,” ujar Wakil Bupati.

Ia juga mengungkapkan apresiasinya terhadap sekolah-sekolah yang sudah melaksanakan kebijakan ini dengan penuh komitmen. Menurutnya, antusiasme yang ditunjukkan oleh para guru dan siswa merupakan sinyal positif bahwa budaya lokal masih memiliki tempat di hati masyarakat, khususnya di kalangan pelajar.

Lebih lanjut, Wakil Bupati berharap agar program ini tidak berhenti sebagai kegiatan seremonial, tetapi benar-benar menjadi budaya yang hidup dan terus berkembang di lingkungan sekolah. Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur akan terus memantau pelaksanaan program ini serta memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan guru, penyusunan materi pembelajaran berbasis budaya lokal, dan penyediaan media edukatif dalam Bahasa Tolaki.

Selain mendukung pelestarian budaya, kebijakan ini juga sejalan dengan misi Kabupaten Kolaka Timur dalam membangun sektor pendidikan yang tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga membentuk karakter peserta didik yang berwawasan kebangsaan dan mencintai budayanya.

Sidak ini pun diakhiri dengan sesi foto bersama serta penyerahan apresiasi simbolis dari Wakil Bupati kepada pihak sekolah yang telah menunjukkan dedikasi tinggi dalam pelaksanaan instruksi Bupati. Wakil Bupati juga mengingatkan agar setiap sekolah dapat saling berbagi praktik baik dan terus melakukan inovasi dalam mengintegrasikan budaya daerah ke dalam proses pembelajaran.

Melalui program penggunaan Bahasa Daerah Tolaki di sekolah, Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur berharap dapat membangun generasi yang bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakar kuat pada nilai-nilai budaya lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *