Fashion Show Ketua Dekranasda Kolaka Timur Hartini Azis AMa, Memperkenalkan Kain Tenun Khas Tolaki di HUT Sulawesi Tenggara ke-61
3 mins read

Fashion Show Ketua Dekranasda Kolaka Timur Hartini Azis AMa, Memperkenalkan Kain Tenun Khas Tolaki di HUT Sulawesi Tenggara ke-61

Kolaka, 24 April 2025 – Dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) ke-61 Tahun 2025, yang digelar di Kabupaten Kolaka, Ketua Dekranasda Kolaka Timur (Koltim), Hartini Azis AMa, tampil memukau dalam acara Fashion Show yang berlangsung pada Kamis malam (24/4/2025). Hartini, yang dikenal sebagai sosok inspiratif dan aktif dalam mempromosikan warisan budaya daerah, mengenakan busana yang sangat anggun dan mempesona, hasil karya rancangan dirinya sendiri.

Tampil dengan busana semi formal yang elegan, Hartini mengenakan kain tenun dengan motif Pati-Pati Pinesowi, yang merupakan hasil kreasinya dalam melestarikan nilai-nilai tradisional melalui karya seni kain tenun. Kain Tenun yang dikenakannya berwarna Orange, sebuah warna yang melambangkan semangat, antusiasme, dan kehangatan, sangat cocok dengan suasana perayaan yang penuh kebanggaan ini.

Motif Pati-Pati Pinesowi yang dipilih Hartini menggambarkan kekayaan budaya dan kearifan lokal masyarakat Suku Tolaki. Motif ini adalah perpaduan dari empat motif khas yang mencerminkan kehidupan sosial dan budaya masyarakat Kolaka Timur. Adapun motif-motif yang terintegrasi dalam desain tenun tersebut adalah Motif Pinetobo, Motif Pinetariwadi, Motif Pinetaburumbaku, dan Motif Pati-Pati Pinesowi.

Makna Dibalik Motif Tenun Pati-Pati Pinesowi

  1. Motif Pinetobo menggambarkan stratifikasi sosial masyarakat Tolaki, mulai dari masyarakat biasa hingga pemimpin tertinggi di Kolaka Timur. Motif ini melambangkan sinergi dan keharmonisan antara pemerintah dan masyarakat, yang saling mengayomi demi tercapainya kehidupan yang damai dan sejahtera.
  2. Motif Pinetariwadi, yang merupakan gabungan dari dua motif Pinetobo yang membentuk gambar simetris, menggambarkan aneka kue khas tradisional suku Tolaki, salah satunya adalah Kue Wajik. Kue wajik dalam budaya Tolaki memiliki makna sebagai simbol kekerabatan dan kebersamaan.
  3. Motif Pinetaburumbaku adalah motif flora yang melambangkan pakis, khususnya pucuk pakis. Motif ini memiliki filosofi kehidupan yang harmonis, di mana yang tua menyayangi yang muda, dan yang muda menghormati yang tua. Ini mencerminkan nilai-nilai penghormatan yang kuat dalam budaya Tolaki.
  4. Motif Pati-Pati Pinesowi, yang merupakan motif paling khas, menggambarkan alat tradisional yang digunakan dalam aktivitas panen padi, yaitu O sawi atau Ani-Ani. Motif ini biasanya dikenakan oleh wanita Tolaki dalam berbagai upacara adat. Ia melambangkan kerja keras dan kontribusi wanita dalam mempertahankan kehidupan dan kelangsungan tradisi.

Makna dan Harapan di Balik Busana

Hartini Azis AMa mengungkapkan bahwa melalui pemilihan motif ini, ia ingin memperkenalkan kembali kekayaan budaya tenun Suku Tolaki kepada generasi muda serta masyarakat luas, khususnya dalam memperingati HUT Provinsi Sultra yang ke-61. Ia berharap agar budaya lokal seperti kain tenun dapat terus dilestarikan dan dihargai, tidak hanya sebagai warisan tetapi juga sebagai bagian penting dari identitas budaya daerah.

“Melalui busana tenun ini, saya ingin menunjukkan bahwa kita dapat melestarikan tradisi tanpa mengesampingkan tren modern. Busana ini bukan hanya sekedar pakaian, tetapi juga simbol dari kekuatan budaya, semangat kebersamaan, dan kehidupan yang harmonis di Kolaka Timur,” ujar Hartini dalam wawancara singkat setelah acara.

Kain tenun yang dikenakan Hartini tidak hanya sekedar busana, tetapi juga mengandung pesan moral dan sosial yang mendalam tentang pentingnya sinergi antar masyarakat, penghormatan terhadap adat, dan upaya menjaga keseimbangan dalam kehidupan.

Puisi Kain Tenun Pati-Pati Pinesowi

Sebagai penutup acara, Hartini Azis AMa membacakan sebuah puisi singkat yang menggambarkan makna dari kain tenun yang dikenakannya:

Berakit-rakit ke Sungai, sepenuh hati,
Rakit bersama kawan sehati,
Berkain Tenun Orange, sungguh memikat hati,
Warisan temurun, memberi seribu arti.

Melalui acara ini, Hartini berharap agar masyarakat semakin mengenal dan menghargai nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kain tenun Suku Tolaki, serta dapat menjaga dan melestarikan tradisi tersebut untuk generasi mendatang. Fashion Show ini bukan hanya sebagai ajang unjuk kreativitas, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkenalkan dan mempromosikan potensi budaya lokal Kolaka Timur ke seluruh dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *