
Dukung ketahanan pangan, Pemda Koltim bangun demplot di kawasan transmigrasi
Kolaka Timur, 15 Mei 2025 – Dalam upaya memperkuat program ketahanan pangan nasional serta meningkatkan produktivitas sektor pertanian di wilayah transmigrasi, Pemerintah Daerah Kabupaten Kolaka Timur melalui Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja menggelar kegiatan sosialisasi pembuatan demplot (demonstration plot) persawahan di kawasan transmigrasi Desa Tongauna, Kecamatan Ueesi, Kamis (15/5).
Kegiatan sosialisasi yang dipusatkan di lahan pertanian kawasan transmigrasi ini, dipimpin langsung oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kolaka Timur, La Fala, SE. Turut hadir pula dalam kegiatan tersebut perwakilan dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari, Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Koltim, Camat Ueesi, Kepala Desa Tongauna, serta puluhan petani dari Desa Tongauna dan sekitarnya.
Dalam sambutannya, La Fala menekankan pentingnya penerapan metode pertanian modern dalam menghadapi tantangan produksi pangan ke depan. Ia menjelaskan bahwa demplot yang akan dibangun bukan hanya sekadar proyek pertanian semata, melainkan sebuah sarana edukasi langsung bagi para petani, khususnya yang berada di kawasan transmigrasi.
“Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan petani di Kawasan Transmigrasi Desa Tongauna ini dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen. Tujuan akhirnya tentu saja agar kesejahteraan mereka juga meningkat,” ujar La Fala dalam pidatonya.
Lebih lanjut, La Fala menuturkan bahwa lahan-lahan pertanian di kawasan transmigrasi memiliki potensi besar yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Melalui pengembangan demplot, pemerintah ingin memastikan bahwa petani memiliki akses terhadap teknologi budidaya yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan produktif.
Sosialisasi ini juga mencakup materi pelatihan dasar tentang pemilihan varietas unggul, pengolahan lahan, pemupukan berimbang, sistem irigasi sederhana, dan penanganan hama terpadu. Selain itu, petani juga diperkenalkan dengan konsep pertanian berkelanjutan yang menitikberatkan pada efisiensi sumber daya dan ketahanan lingkungan.
Antusiasme Petani
Para petani yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi terhadap kegiatan ini. Mereka menyambut baik upaya pemerintah dalam memberikan pendampingan langsung di lapangan. Salah satu petani, Andi Rahmat (45), mengungkapkan bahwa selama ini banyak petani di kawasan transmigrasi yang masih mengandalkan cara-cara tradisional dalam bertani, yang sering kali tidak efektif.
“Kami sangat berterima kasih atas perhatian pemerintah daerah. Melalui sosialisasi ini, kami mendapatkan banyak ilmu baru yang sangat berguna. Semoga ke depan bisa sering dilakukan pelatihan seperti ini,” ujar Rahmat.
Kolaborasi Antarlembaga
Kegiatan ini juga menjadi bukti sinergi antarlembaga dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Pihak BWS Sulawesi IV Kendari menyampaikan komitmennya untuk mendukung infrastruktur pendukung seperti irigasi dan sistem pengairan yang dibutuhkan dalam optimalisasi lahan pertanian transmigrasi.
Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Koltim juga menegaskan bahwa program ini akan menjadi bagian dari agenda prioritas dalam rangka mendorong kemandirian ekonomi warga transmigrasi. Ia menyebut bahwa demplot ini nantinya akan menjadi percontohan yang dapat direplikasi di desa-desa transmigrasi lainnya di wilayah Koltim.
Harapan dan Langkah Ke Depan
Dengan berjalannya program ini, diharapkan tidak hanya terjadi peningkatan produksi padi secara kuantitas, namun juga kualitas hasil panen yang mampu bersaing di pasar. Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur juga menargetkan agar dalam waktu dekat, kawasan transmigrasi di Tongauna dapat menjadi lumbung pangan baru yang berkontribusi nyata bagi kebutuhan pangan daerah.
“Program ini adalah langkah strategis untuk memajukan sektor pertanian, sekaligus bentuk komitmen kami dalam memperhatikan dan memberdayakan warga transmigrasi yang selama ini berada di wilayah terpencil,” pungkas La Fala.
Kegiatan ini ditutup dengan peninjauan langsung ke lokasi lahan yang akan dijadikan demplot, sekaligus penyerahan bantuan alat pertanian ringan secara simbolis kepada kelompok tani yang hadir.