Bupati Koltim Launching Program Listrik Masuk Sawah (LMS) dan Serahkan Bantuan Alsintan di Desa Atolanu
4 mins read

Bupati Koltim Launching Program Listrik Masuk Sawah (LMS) dan Serahkan Bantuan Alsintan di Desa Atolanu

Kolaka Timur, 28 Juli 2025 – Komitmen Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) dalam meningkatkan kesejahteraan petani kembali dibuktikan melalui peluncuran program inovatif Listrik Masuk Sawah (LMS) yang digelar di Desa Atolanu, Kecamatan Lambandia. Program ini menjadi salah satu terobosan strategis dalam mewujudkan sektor pertanian yang lebih efisien, modern, dan ramah lingkungan.

Peluncuran program LMS dilakukan langsung oleh Bupati Kolaka Timur, H. Abd Azis, S.H., M.H., disaksikan oleh berbagai tokoh penting, antara lain Wakil Bupati Koltim H. Yosep Sahaka, S.Pd., M.Pd., Anggota DPR RI Jaelani, S.I.P., M.Si., Ketua DPRD Koltim Hj. Jumhani, S.Pd., Dandim 1412/Kolaka Letkol Inf Choky Gunawan, S.Sos., M.Han., serta Wakapolres Koltim Kompol Tawakkal. Turut hadir juga kepala OPD, camat, kepala desa se-Kecamatan Lambandia, dan ratusan petani serta tokoh masyarakat yang menyambut kegiatan ini dengan antusias.

Dalam sambutannya, Bupati Azis menegaskan bahwa Program LMS merupakan jawaban atas keluhan para petani terkait tingginya biaya operasional dalam kegiatan pengairan sawah. Selama ini, sebagian besar petani bergantung pada pompa air berbahan bakar minyak atau gas yang mahal dan tidak selalu tersedia. Melalui program ini, petani dapat mengakses energi listrik yang lebih murah, stabil, dan berkelanjutan.

“Dengan hadirnya listrik langsung ke area persawahan, kita memberi solusi nyata bagi petani untuk menekan biaya produksi. Dari segi efisiensi, listrik jauh lebih murah dibanding bahan bakar lain. Ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur, tapi bentuk nyata keberpihakan pemerintah terhadap petani kita,” ujar Bupati.

Bupati juga memaparkan data perbandingan biaya operasional pompa air selama 12 jam: listrik hanya memerlukan sekitar Rp19.200, jauh lebih hemat dibandingkan gas Rp50.000, solar Rp104.000, apalagi pertalite yang bisa mencapai Rp312.000. Angka ini menunjukkan efisiensi biaya yang signifikan—lebih dari 80% penghematan—yang akan langsung dirasakan oleh petani.

Pada tahap awal pelaksanaan, Pemkab Koltim melalui Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan telah membangun 25 titik jaringan LMS yang tersebar di Kecamatan Lambandia, dengan dua titik perdana di antaranya terletak di Desa Atolanu. Ke depan, jaringan ini akan diperluas ke desa dan kecamatan lainnya yang memiliki potensi pertanian namun masih terkendala akses energi.

“Kita tidak hanya membangun infrastruktur, tapi juga harapan. Kami ingin Koltim menjadi kabupaten tangguh di sektor pertanian. Program ini adalah langkah awal menuju pertanian yang lebih mandiri dan berkelanjutan,” tegas Bupati Azis.

Sementara itu, Anggota DPR RI Jaelani, S.I.P., M.Si., yang hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasi tinggi atas inovasi Pemkab Koltim. Menurutnya, LMS adalah bentuk konkret modernisasi pertanian yang perlu dicontoh oleh daerah lain di Indonesia. Ia menyatakan bahwa Komisi IV DPR RI akan terus mendorong dukungan kebijakan dan anggaran pusat untuk inisiatif seperti ini, karena berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan petani.

“Langkah ini sangat progresif. Listrik Masuk Sawah bukan hanya solusi teknis, tetapi bentuk keberanian pemerintah daerah untuk mengubah wajah pertanian. Ini patut kita dukung bersama,” ujarnya.

Dalam rangkaian kegiatan tersebut, dilakukan juga penyerahan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) kepada sejumlah kelompok tani di Kecamatan Lambandia. Bantuan ini meliputi traktor tangan, mesin tanam padi, serta alat-alat pertanian lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung produktivitas petani. Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Bupati Koltim bersama Anggota DPR RI Jaelani kepada perwakilan kelompok tani.

Masyarakat Desa Atolanu menyambut kegiatan ini dengan penuh antusias dan haru. Banyak warga yang menyatakan rasa syukur mereka karena akhirnya bisa mengakses listrik untuk sawah mereka, setelah sekian lama bergantung pada bahan bakar yang mahal dan tidak efisien.

“Saya sangat bersyukur. Kami sudah lama berharap ada listrik di sawah. Sekarang, tidak perlu lagi beli bensin atau solar. Biayanya sangat meringankan,” ungkap Sahlan, salah satu petani setempat.

Kegiatan peluncuran LMS dan penyerahan Alsintan ini menjadi penanda penting bahwa Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur tengah bergerak menuju pertanian berbasis teknologi yang efisien dan ramah lingkungan. Dengan semangat kolaboratif antara pemerintah daerah, legislatif pusat, serta masyarakat, Koltim kini semakin mantap menapaki jalur pembangunan yang pro-petani dan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *